Pendidikan Anak, Jalan Menuju Surga: Pengajian SD Mujonta Penuh Hikmah

Yogyakarta, 17 Mei 2025 – SD Muhammadiyah Jogokariyan kembali menyelenggarakan kegiatan rutin Pengajian Bulanan Wali Murid pada Sabtu, 17 Mei 2025 bertempat di Masjid Al Mustaqim, Mantrijeron, Yogyakarta. Acara ini diikuti oleh seluruh wali murid dan diselenggarakan oleh bidang Ismuba bersama dengan wali murid kelas 2A dan 2B.

Acara dimulai dengan penampilan tahfiz oleh murid kelas 2A dan 2B, yang memberikan nuansa religius dan semangat sejak awal kegiatan. Selanjutnya, acara dibuka secara resmi dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah, Ibu Fika Widiana Kuspratiwi, M.Pd., yang menyampaikan perkembangan terbaru seputar kegiatan dan program sekolah, terutama terkait siswa kelas 6 yang akan melaksanakan ujian ASPD (Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah). Beliau memohon doa kepada seluruh wali murid untuk mendoakan siswa kelas 6 agar dimudahkan, dilancarkan, dan diberikan hasil terbaik dalam ujian ASPD.

Sesi utama diisi oleh Ustadz Alfi Syahar, Lc., MA, Wakil Sekretaris Jenderal MIUMI DIY (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta). Dalam ceramahnya, beliau menekankan bahwa mendidik anak agar taat kepada Allah bukanlah sesuatu yang instan, melainkan membutuhkan proses panjang melalui pendidikan (tarbiyah) yang konsisten. Orang tua dituntut untuk siap secara mental, spiritual, dan emosional dalam menjalankan tanggung jawab besar ini, karena pendidikan anak sejatinya merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan.

Beliau mengingatkan bahwa anak adalah amanah dari Allah, yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, mendidik anak dengan baik adalah bagian dari usaha menunaikan amanah dan meraih keridhaan-Nya. Bahkan, hal-hal sederhana seperti mencuci pakaian anak atau merawat mereka dengan penuh kasih sayang merupakan bagian dari upaya untuk mendapatkan surga Allah. Sebaliknya, mengabaikan pendidikan anak bisa berujung pada malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat.

Ustadz Alfi mengajak para orang tua agar tidak menyia-nyiakan peran mereka dalam mendidik anak dan tidak mempersulit anak dalam belajar. Metode yang digunakan hendaknya mudah dipahami dan menyenangkan bagi anak. Selain itu, beliau menggarisbawahi pentingnya doa dalam proses pendidikan, karena doa merupakan bentuk penguatan visi dan harapan orang tua terhadap masa depan anak. Salah satu doa yang dianjurkan adalah doa yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 201, yang berbunyi:

وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةًۭ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةًۭ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: 'Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.’” (QS. Al-Baqarah: 201)

Beliau menjelaskan bahwa doa ini mencakup harapan sukses di dunia—seperti rezeki yang halal dan luas, pasangan hidup yang shalih/shalihah, ilmu yang bermanfaat, anak-anak yang menjadi penyejuk mata (qurrota a’yun), dan ketenangan rumah tangga—serta kesuksesan di akhirat, yakni keselamatan dari siksa kubur dan neraka, memperoleh ridha Allah, dan masuk ke dalam surga-Nya.

Untuk mencapai semua itu, menurut beliau, ada lima prinsip penting dalam mendidik anak. Pertama, kesungguhan (mujahadah) dalam berusaha, belajar, dan berkorban. Kedua, kesabaran dan pengendalian emosi, dengan menerima setiap proses dengan lapang dada. Ketiga, keteladanan, karena anak lebih mudah meniru perilaku daripada mendengar nasihat. Keempat, memahami karakter dan potensi anak, mengingat setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Dan kelima, doa yang terus-menerus, yang tidak boleh berhenti meskipun hasil belum terlihat.

Acara diakhiri dengan salam-salaman antara wali murid dan para guru, yang mempererat hubungan emosional antara pihak sekolah dan orang tua. Para peserta tampak sangat antusias dan merasa mendapatkan banyak ilmu serta motivasi dari kegiatan ini.

Kegiatan pengajian bulanan ini diharapkan terus menjadi ruang silaturahmi, penguatan spiritual, serta sarana kolaborasi antara sekolah dan keluarga dalam mencetak generasi yang beriman, cerdas, dan berakhlak mulia.